Kemudian kami pun menaruh koper-koper kami di atas ban, dan petugas itu mulai memencet tombol untuk menggerakkan ban. Tidak ada yang terjadi, Ia menekan tombol itu berkali-kali. Masih tak terjadi apa-apa. Ia mulai menyumpah sambil memukul-mukul tombol. Ban itu tidak bergerak! Akhirnya, penjaga menoleh ke arah kami. “Pergilah," katanya.
Sekali lagi kami berjalan melalui perbatasan sebelum akhirnya berani menoleh ke belakang. Petugas itu nampak dengan cermat memeriksa koper dari orang yang tadi mengantri tepat di belakang kami. Kami memasukkan koper-koper kami di bagasi bus dan naik ke kabin. Kami bersyukur dan memuji Tuhan begitu terhenyak di tempat duduk kami.
advertisements
Pejuang Doa
Sabat berikutnya, seorang anggota gereja menghampiri kami setelah ibadah pujian. “Ada hal paling aneh terjadi minggu yang lalu," katanya. 'Sebuah suara membangunkan saya di tengah malam dan berkata,'Berdoalah untuk pendetamu." Wanita itu tidak tahu bahwa saya sedang dalam perjalanan, dan mengira saya sedang tidur di rumah. Maka ia mengabaikan suara itu dan mencoba untuk kembali tidur. Tetapi suara itu datang lagi, mendesak: "Berdoalah untuk pendetamu." Akhirnya, ia pun bertelut dan berdoa selama satu jam.
Saya bertanya kepadanya jam berapa ia terbangun dan mendapat bisikan untuk berdoa. Dan ternyata waktunya bertepatan dengan saat saya dan teman saya itu melewati perbatasan. Pastilah Tuhan sudah turut campur tangan untuk melindungi buku-buku-Nya yang berharga.
Meskipun saya tidak dapat menyebutkan nama negara asal saya, berdoalah untuk pekerjaan Tuhan di sini. Dan terima kasih untuk persembahan misi Anda yang akan membantu penyebaran kabar keselamatan ke banyak orang di Divisi Euro Asia dan ke seluruh dunia.
Komentar
Posting Komentar