Apakah para pendeta Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh memainkan peranan penting dalam sekolah-sekolah Advent?
Jika pertanyaan di atas jawabannya tidak bagi para pendeta Advent, ribuan anak tidak dapat bersekolah pada sekolah Advent di India. Mari kita jumpai empat dari mereka.
Siyon
Siyon pertama kali bertemu dengan seorang pendeta Advent pada usia 10 tahun. Sekali seminggu, pendeta akan melawat ke rumahnya dan memberikan pelajaran Alkitab kepada orang tuanya. Setelah itu sebelum pendeta meninggalkan mereka seperti biasanya ia akan mendoakan orang tuanya. Dalam waktu singkat, pendeta dari gereja lain akan juga mengunjungi rumahynya. Pendeta itu juga membaca Alkitab dan berdoa.
Hal semacam ini terjadi berkali-kali. Akhirnya, orang tua Siyon mengambil keputusan untuk memelihara hari Sabat hari ketujuh. Tetapi mereka menghadapi dilema: "Kami tidak dapat memutuskan siapa yang akan berbicara kepada pendeta tentang keputusan mereka itu," kata Siyon.
Orang tua Siyon harus menghadapi banyak isu, namun mereka tidak menemukan kendala untuk mengambil keputusan ke mana Siyon akan disekolahkan. Pada saat pendeta memberikan pendapatnya tentang sebuah sekolah Advent berasrama yang terletak kira-kira 40 menit berkendara dari rumah mereka, orang tua segera menyuruh anak lelaki mereka itu untuk bergegas mengatur tas perlengkapannya.
Ketika untuk pertama kali Siyon tiba di sekolah tersebut, ia merasa sangat sedih, ia sadar bahwa di sekolah yang baru itu tidak ada seorang pun yang ia kenal artinya ia akan kesepian. Tetapi ia kemudian bertekad untuk belajar dengan sungguh-sungguh apalagi tentang bahasa Inggris dan mulai mendapatkan sahabat. Saat ini ia dapat berbicara bahasa Inggris dengan baik dan telah menjadi jatuh cinta dengan sekolah barunya tersebut, Ia pun telah belajar bagaimana menjadi pemimpin dan sangat menikmati dalam memimpin lagu-lagu pendahuluan serta membantu dalam pertemuan-pertemuan doa juga pada acara Sekolah Sabat.
Para kerabat dan sahabat-sahabatnya mulai memperhatikan adanya sebuah perbedaan pada diri Siyon. Ketika waktu liburan ia pulang ke rumahnya, sahabat-sahabatnya berkumpul di dalam rumahnya dan memintakan dia untuk memimpin pertemuan doa. Orang tua berkerinduan untuk mengirim anak-anak mereka ke sekolah Siyon—bahkan beberapa di antara mereka sementara bersekolah di tempat itu. Ada lima anak sekarang sedang belajar di sekolah itu karena mereka telah melihat perubahan hidup dari Siyon dan keluarganya.
Siyon merupakan salah satu siswa dari 260 siswa yang bersekolah di sekolah Advent Alate, India Barat. Sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga belas akan membantu sekolah tersebut membangun ruang kelas baru untuk menggantikan ruangan kelas yang sudah usang. Dengan demikian akan memungkinkan sekolah menerima siswa yang lebih banyak lagi, baik dari keluarga Advent, bahkan dari keluarga yang mengenal sedikit atau tidak sama sekali tentang Kristus dan bagaimana Ia telah menawarkan kasih-Nya dan hidup kekal.
Snehal dan David
Snehal adalah seorang gadis berusia 15 tahun yang bersekolah di Sekolah Advent Alate selama masa lima tahun, Ia adalah sosok pemimpin yang sangat aktif
Jika pertanyaan di atas jawabannya tidak bagi para pendeta Advent, ribuan anak tidak dapat bersekolah pada sekolah Advent di India. Mari kita jumpai empat dari mereka.
Siyon
Siyon pertama kali bertemu dengan seorang pendeta Advent pada usia 10 tahun. Sekali seminggu, pendeta akan melawat ke rumahnya dan memberikan pelajaran Alkitab kepada orang tuanya. Setelah itu sebelum pendeta meninggalkan mereka seperti biasanya ia akan mendoakan orang tuanya. Dalam waktu singkat, pendeta dari gereja lain akan juga mengunjungi rumahynya. Pendeta itu juga membaca Alkitab dan berdoa.
Hal semacam ini terjadi berkali-kali. Akhirnya, orang tua Siyon mengambil keputusan untuk memelihara hari Sabat hari ketujuh. Tetapi mereka menghadapi dilema: "Kami tidak dapat memutuskan siapa yang akan berbicara kepada pendeta tentang keputusan mereka itu," kata Siyon.
Orang tua Siyon harus menghadapi banyak isu, namun mereka tidak menemukan kendala untuk mengambil keputusan ke mana Siyon akan disekolahkan. Pada saat pendeta memberikan pendapatnya tentang sebuah sekolah Advent berasrama yang terletak kira-kira 40 menit berkendara dari rumah mereka, orang tua segera menyuruh anak lelaki mereka itu untuk bergegas mengatur tas perlengkapannya.
Ketika untuk pertama kali Siyon tiba di sekolah tersebut, ia merasa sangat sedih, ia sadar bahwa di sekolah yang baru itu tidak ada seorang pun yang ia kenal artinya ia akan kesepian. Tetapi ia kemudian bertekad untuk belajar dengan sungguh-sungguh apalagi tentang bahasa Inggris dan mulai mendapatkan sahabat. Saat ini ia dapat berbicara bahasa Inggris dengan baik dan telah menjadi jatuh cinta dengan sekolah barunya tersebut, Ia pun telah belajar bagaimana menjadi pemimpin dan sangat menikmati dalam memimpin lagu-lagu pendahuluan serta membantu dalam pertemuan-pertemuan doa juga pada acara Sekolah Sabat.
Para kerabat dan sahabat-sahabatnya mulai memperhatikan adanya sebuah perbedaan pada diri Siyon. Ketika waktu liburan ia pulang ke rumahnya, sahabat-sahabatnya berkumpul di dalam rumahnya dan memintakan dia untuk memimpin pertemuan doa. Orang tua berkerinduan untuk mengirim anak-anak mereka ke sekolah Siyon—bahkan beberapa di antara mereka sementara bersekolah di tempat itu. Ada lima anak sekarang sedang belajar di sekolah itu karena mereka telah melihat perubahan hidup dari Siyon dan keluarganya.
Siyon merupakan salah satu siswa dari 260 siswa yang bersekolah di sekolah Advent Alate, India Barat. Sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga belas akan membantu sekolah tersebut membangun ruang kelas baru untuk menggantikan ruangan kelas yang sudah usang. Dengan demikian akan memungkinkan sekolah menerima siswa yang lebih banyak lagi, baik dari keluarga Advent, bahkan dari keluarga yang mengenal sedikit atau tidak sama sekali tentang Kristus dan bagaimana Ia telah menawarkan kasih-Nya dan hidup kekal.
Snehal dan David
Snehal adalah seorang gadis berusia 15 tahun yang bersekolah di Sekolah Advent Alate selama masa lima tahun, Ia adalah sosok pemimpin yang sangat aktif
Fakta Terkini
>Sekolah Advent Alate didirikan di India Barat pada tahun 1943. Namun pernah ditutup untuk beberapa waktu, kemudian dibuka kembali pada tahun 1981.
>Saat ini sekolah tersebut sedang melayani 260 siswa, termasuk 35 di antaranya tinggal di asrama. Akan lebih banyak lagi yang akan mendaftar jika sekolah tersebut dapat membangun fasilitas sekolah yang baru,
> Empat belas ruang kelas baru, dijadwalkan pembangunannya melalui dana Persembahan Sabat Ketiga belas, untuk mengganti struktur bangunan yang sudah dimakan usia demi terakomodasikannya lebih banyak siswa lagi. Dengan adanya struktur bangunan yang baru merupakan langkah pembenahan peningkatan fasilitas demi menyambut arus pendaftaran yang lebih besar di sekolah Advent ini yang ada di India Barat.
di acara Sekolah Sabat serta program-program ibadah lainnya."Saya mulai membaca Alkitab dan mulai tertarik ke gereja semenjak saya tiba di sekolah ini,' katanya.'Saya begitu bahagia berada di sini!"
David saat itu berusia sebelas tahun mendaftarkan diri di sekolah tersebut karena pengaruh seorang pendeta. "Ayah saya seorang tukang batu bata, tetapi untuk beberapa pekan ia tidak dapat pekerjaan, sehingga kami tidak mempunyai cukup makanan untuk dimakan,' kata David. 'Sampai kemudian ada seorang asing datang ke rumah kami dan memberikannya sebuah selebaran Kristen. Ayah dengan cepat mulai membacanya.
"Sesaat kemudian ayah saya melihat beberapa orang yang berpakaian rapih sedang memperhatikan bahan-bahan bangunan yang ada di Sudut tempat itu. Ia kemudian berjalan ke arah kelompok orang tersebut sambil berharap semoga mendapat pekerjaan, Ia sangat terkejut melihat seorang di tengah-tengah kelompok itu adalah seorang yang telah memberikannya selebaran. Semangatnya muncul, ayah saya kemudian menyebutkan tentang selebaran itu kepada orang tersebut dan lebih jauh menyatakan bahwa ia telah membacanya. Kemudian ia meminta informasi yang lebih lagu Orang itu kemudian memperkenalkan diri bahwa sesungguhnya ia adalah seorang pendeta yang mengundang ayah untuk belajar Alkitab bersama dia.
'Ayah kemudian belajar Alkitab bersama pendeta, sampai kemudian memohon untuk dibaptiskan. Dan secara perlahan-lahan anggota keluarga lainnnya menjadi anggota gereja Advent Sekarang saya bersekolah di Sekolah Advent Alate dan duduk di bangku kelas lima, saya begitu senang berada di sini di mana saya dapat belajar lebih banyak tentang Yesus sementara saya mempersiapkan kehidupan masa depan.'
Abhishek
Ibu Abhishek menyebutnya mukjizat bahwa anaknya laki-laki itu bersekolah di sekolah Advent Alate. Masa kekeringan merusak panen keluarga yang sudah di depan mata. Saat itu ia dan keluarga sedang duduk di rumah, kebingungan serta bergumul apa yang harus dibuat Kemudian seorang pendeta Advent datang di depan pintu rumahnya sambil menawarkan untuk berdoa bagi keluarganya.
Keluarga itu sendiri bukanlah orang Kristen, jadi ibu Abhishek menolak pendeta tersebut Tetapi pendeta terus kembali setiap hari. Akhirnya, sang ibu mengizinkan pendeta untuk berdoa bagi keluarganya.
Saat ini ibu dari Abhishek percaya bahwa Roh Kuduslah yang sudah mengatur perlawatan pendeta tersebut Pendeta telah menolong keluarga tersebut mendapatkan makanan. Kemudian ia memberikan pelajaran Alkitab, dan akhirnya sang ibu bergabung dengan gereja Advent Abhishek akhirnya dapat mendaftar di sekolah Advent melalui beasiswa dua tahun yang lalu.
'Saya suka pendidikan yang diterima oleh putra saya disekolah ini,' kata sang ibu. “Ia mempunyai pengaruh yang baik di tetangga-tetangga kami. Kejujuran dan kebaikan hatinya telah membuat para tetangga bertanya untuk mendapatkan informasi tentang gereja Advent dan hari Sabat'
Sekolah Advent dipenuhi dengan cerita-cerita serupa dari para siswanya yang mampu bertumbuh dalam sebuah lingkungan orang Advent Kami memohon agar mengingat Sekolah Advent Alate di dalam setiap doa
Anda dan melalui persembahan misi Sekolah Sabat Mari kita ingat juga untuk para pendeta Advent yang memainkan peranan yang sangat penting dalam pendidikan Advent