Sebuah sekolah Advent di India Barat didirikan oleh karena visi seorang misionari serta kebaikan hati dari seorang raja.
Sekolah Advent Alate saat ini sedang berdoa untuk kebaikan hati dari seluruh anggota gereja Advent yang ada di seluruh dunia. Dengan harapan bahwa melalui Persembahan Sabat Ketiga belas triwulan ini akan menyiapkan lebih banyak lagi ruang kelas untuk murid-murid yang bersekolah di sekolah tersebut.
Kepala Sekolah Advent Alate, Manohar Karnad, mengatakan bahwa sekolah saat ini menghadapi permasalahan yang serupa dengan apa yang terjadi di tahun 1960, bahwa sekolah itu pernah ditutup selama dua dekade, oleh karena infrastruktur bangunan yang sudah dimakan usia.
Tuan Karnad berkata:"Tanpa infrastruktur, tidak akan ada murid. Tanpa murid, tidak ada sekolah. Lingkaran Setan ini harus dipatahkan."
Sekolah itu berlokasi di atas lahan seluas 7 hektar, keadaannya kotor karena berada di bawah jalan dan berada tidak jauh dengan sekolah pribadi yang sangat mewah, terletak di atas lahan seluas 60 hektar di atas hamparan bukit yang hijau.
Tuan Karnad mengatakan bahwa dengan adanya sekolah mewah tersebut dan juga sekolah baru lainnya di sekitar daerah itu, sukar rasanya bagi sekolah Advent untuk bersaing. Tetapi ia menunjukkan bahwa sekolah Advent itu memiliki sesuatu yang sekolah lain tidak miliki yaitu: Standar pendidikan yang tinggi serta unik. "Pendidikan yang kita miliki mempersiapkan anak-anak untuk sebuah pelayanan bukan hanya sekadar pekerjaan professional saja," katanya.
Sekolah dengan 260 murid ini dikenal sebagai sekolah yang menolong banyak keluarga kurang mampu sehingga anak-anak mereka dapat menikmati pendidikan.
Fakta Terkini>Sekolah Advent Alate terletak di daerah Maharashtra India Barat.
>Para murid diharapkan untuk bekerja dua jam sehari, membersihkan ruang kelas, mengelola kebun, membantu di ruang makan. Pekerjaan-pekerjaan yang demikian menolong para murid untuk belajar di sekolah akan hal tanggung jawab gantinya mengembangkan sifat cinta diri.
>Empat belas ruang kelas baru, dijadwalkan akan dibangun melalui dana Persembahan Sabat Ketiga belas, untuk menggantikan struktur tempat yang sudah usang lagi sempit agar lebih banyak murid yang dapat ditampung. Dengan perencanaan bangunan baru merupakan satu langkah terbaru dalam pengembangan fasilitas demi lebih banyak anak-anak yang berada di India Barat datang ke sekolah Advent ini.
Berkat Persahabatan
Gereja Advent memperoleh lahan yang kemudian didirikan sekolah pada tahun 1920, pada saat Raja Shahu, pemerintah di kabupaten setempat menjalin hubungan persahabatan dengan seorang misionaris orang Amerika bernama S. O Martin. Suatu hari raja bertanya kepada sang misionaris: "Apakah yang kau inginkan dariku?" Dengan cepat sang misionaris berkata ia menginginkan sebidang tanah. Sang raja dengan santainya berkata: "Ambil sesuai kebutuhanmu."
Saat itu sang raja mempunyai sebuah permohonan: Bahwa sang misionaris harus membangun klinik kesehatan dan juga sekolah.
Klinik kesehatan kemudian dibangun pada lahan yang sama dan beroperasi sampai tahun 1981. Sekolah dibuka pada tahun 1943 namun sempat ditutup pada tahun 1960. Peristiwa ditutupnya sekolah tersebut telah mengorbankan pekerjaan gereja Advent di daerah tersebut
"Tetapi,"sang kepala sekolah berkata: "Tuhan menolong kami untuk kembali membuka sekolah itu di tahun 1981,"dan hal itu terus bekelanjutan sampai saat ini.
Saat ini, ada lima bangunan di kampus sekolah. Tuan Karnak beserta istrinya tinggal di rumah tua bekas tempat tinggal misionaris. Di salah satu sisi rumah berbatasan dengan tembok adalah asrama wanita. Sementara itu siswa pria juga tinggal di asrama tapi pada bagian lain dari kampus.
Semua murid diharapkan bekerja sekurang-kurangnya dua jam sehari. Beberapa bekerja di kebun sayur, sedangkan yang lain bekerja di dapur untuk memasak makanan. Belajar sambil bekerja telah menolong para murid untuk belajar sambil praktik keterampilan dan nilai-nilai pekerjaan fisik yang sama bobotnya dengan belajar di ruang kelas.
Tuan Karnak mengatakan bahwa sekolah tersebut sangat membutuhkan sekurang-kurangnya 14 ruang kelas baru.
Sementara itu, 30 persen murid adalah anggota gereja Advent sedangkan 30 persen murid datang dari latar belakang Kristen lainnya, dan sisanya adalah murid-murid yang beragama tradisional nenek moyang mereka.
Kepala sekolah mengajak staf AdventistMission menelusuri kampus tersebut Sambil berdiridi sebelah luar kantornya ia berkata: "Kami sedang menunggu semua orang baik untuk peduli dengan pekerjaan Tuhan yang sedang berjalar di daerah ini."
Kami memohon, ingat akan sekolah Advent Alate dan seluruh siswa-siswinya dalam setiap doa dan persembahan misi Sekolah Sabat