Berita Mission 25 Februari 2017


Tuhan pasti memiliki rasa humor,"  kata Torgeir dari Norwegia. "Istri saya Cayetana yang telah menjadi janda selama beberapa tahun, berdoa agar Tuhan mengirim dia seorang pria dengan  siapa ia bisa berbagi imannya dan yang bisa membantu membesarkan anaknya yang masih kecil. Sebaliknya Dia  mengirim saya—seorang ateis!"

Torgeir sebelumnya telah menikah dengan seorang gadis Norwegia dan memiliki tiga anak. Namun, gaya hidupnya menyebabkan pernikahan mereka memburuk, karena ia minum alkohol setiap hari. Dia akan minum sebotol minuman keras dan kemudian pergi keluar untuk mencari teman-teman yang lain. Terlepas dari menjadi seorang ateis, ia mulai menyadari bahwa dia hidup jauh dari Allah dan ia harus melakukan sesuatu terhadap hidupnya.

Pada saat Natal, seperti tradisi keluarganya, ia menghias pohon Natal bersama tiga anaknya. Dia minum sepanjang hari tapi akhirnya muncul akal sehatnya untuk bertanya pada diri sendiri, "Apakah yang telah saya lakukan?" Dia tahu bahwa dia harus melakukan perubahan.

Mengejar Mimpi untuk Mendapatkan Istri Seorang Peru

Selama hidupnya ia telah terpesona dengan Inca, seorang India Peru dan budaya mereka. Mimpinya adalah untuk pergi melihat reruntuhan mereka dan belajar lebih banyak tentang Peru. Pada tahun 2002 ia mampu untuk melakukan perjalanan seperti yang diimpikannya dan ia jatuh cinta terhadap negara itu dan warga negaranya.

Kemudian kembali ke Norwegia, ia mulai memperhatikan anak muda Peru. Anak itu ingin kembali ke Peru untuk mengunjungi kakeknya sehingga ia dan Torgeir membuat perjalanan yang memperkuat kasih pria itu untuk negara tersebut. Torgeir kembali ke Norwegia dan mulai belajar bahasa Spanyol karena ia tahu bahwa ia akan kembali ke Peru. Suatu hari pada tahun 2003, ia sedang berjalan di sekitar dan mengamati suasana di salah satu kota Peru yang ada pada daftar pengunjung, la merasa lapar dan berjalan ke sebuah restoran.

Ini adalah rencana Tuhan; itu restoran Cayetana. Torgeir tersenyum ketika ia mengulangi pepatah lama. "Cara untuk menaklukan hati seorang pria adalah melalui perutnya."

Dia tidak melakukan perjalanan ke kota-kota lain yang ada pada daftar itu, tapi tinggal di sana dan akhirnya bertemu keluarga Cayetana. yang adalah anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dan sebagai pemimpin di gereja mereka. Torgeir mengunjungi Peru tiga kali pada tahun 2003 dan terakhir kali dia membuat visa untuk Cayetana supaya datang ke Norwegia untuk menikah dengannya.

Kembali di Norwegia

Ketika Cayetana pertama kali tiba di Norwegia, Torgeir pergi ke gereja Advent di Oslo untuk mengetahui jadwal ibadah mereka.

Dia pikir bahwa dia harus pergi ke gereja dengan istrinya untuk beberapa kali sampai dia menemukan teman-temannya dan merasa nyaman di sana.

Fakta Terkini
⇛Pada tahun 1874 Review & Herald menerima surat dari seorang wanita bernama Reirsen di Norwegia mengatakan bahwa dia dan suaminya mulai menyucikan Sabat hari ketujuh dan beberapa orang lain yang tertarik sebagai hasil dari membaca majalah gereja Advent.
⇛ Pada tanggal 8 Juni 1887, dikenal sebagai perkemahan pertama Gereja Masehi Advent Hari di Eropa, bertempat di Moss, Norwegia.
 ⇛ Saat ini Uni Konferens Norwegia telah memiliki 62 gereja dan 4.531 anggota.

Torgeir mengatakan bahwa ia memiliki pengalaman yang baik di gereja dan Tuhan menjamah hatinya.

"Suatu hari Cayetana mengatakan bahwa saya bertelut untuk berdoa di gereja "kenangnya. "Tapi saya tahu bahwa Tuhan mulai bekerja di dalam hati saya jauh sebelum itu. Sekitar lima atau enam bulan setelah perceraian saya, saya membuang rokok dan berhenti minum alkohol. Saya telah mencoba untuk melakukan ini sebelumnya, tapi kali ini Tuhan membuang semua keinginan itu. Saya percaya Tuhan mulai mengubah gaya hidup bertahun-tahun sebelumnya dan mempersiapkan saya untuk datang ke gereja."

Dia tidak pernah memiliki sebuah Alkitab, dan tidak pernah tertarik tentang Tuhan, tapi dia mengatakan,'Sekarang saya tidak dapat melewati satu hari tanpa belajar Alkitab. Saya membacanya dalam tiga bahasa untuk membandingkannya—yaitu versi Norwegia, Inggris dan Spanyol. Tuhan mengubah saya. Sebelumnya saya tidak tertarik untuk membaca Alkitab, tapi sekarang saya tidak dapat melewati satu hari saja tanpa mencari firman-Nya dan mendengarkan apa yang Dia katakan."

Pertobatan Secara Perlahan

Setelah menghadiri gereja Advent di Oslo selama sekitar enam bulan, pendeta bertanya kepada Torgeir jika ia ingin mempelajari Alkitab dengan dia, dan Torgeir menerima undangannya itu.

"Kami belajar bersama selama beberapa bulan," kenang Torgeir, 'dan sepertinya saya mengharapkan pertanyaan lain, dan pertanyaan yang lain muncul: 'Apakah Anda ingin dibaptis' saya siap! Saya dibaptis pada 1 April 2006 di gereja pusat oleh Pendeta Tito. Istri saya kembali dibaptis pada waktu yang sama. Itu adalah hari yang istimewa!"

Torgeir mengatakan bahwa pertobatannya adalah secara per lahan. Dia hanya mendengarkan khotbah, mempelajari Alkitab, dan di tuntun oleh Roh Kudus.

Dia rela datang, duduk dan mendengarkan. Dia dapat meninggalkan gereja kapan pun dia mau. Tidak ada yang melawan dia atau mengatakan kepadanya bahwa ia harus bergabung dengan gereja.

"Pertobatan saya pasti merupakan tuntunan Roh Kudus. Saya mengalami perubahan. Pertobatan saya adalah seperti bunga yang terbuka secara perlahan-lahan."