Berita Mission 11 Februari 2017


Marian tidak dilahirkan buta, tetapi saat ulang tahun pertamanya orangtuanya menyadari bahwa ia tidak dapat melihat. Menjadi petani di sebuah desa kecil tidak jauh dari Kota Radom di timur tengah Polandia, orangtua Marian mempercayakan anak mereka ke neneknya.

"Hal-hal terbaik dalam hidup, saya terima dari nenek saya," kata Marian, "karena dia mengajarkan saya untuk menghormati Alkitab. Dan dia memperkenalkan saya tentang sepuluh hukum."

Ketika ia berusia sembilan tahun, Marian dikirim ke Pusat Pendidikan Laski, sekolah dasar dan menengah yang berasrama di Warsawa Utara. Sekolah menyediakan pendidikan berkualitas tinggi untuk anak-anak buta dan mempersiapkan mereka untuk hidup sukses dalam dunia nyata.

Pengalaman Penting Pertama dengan Alkitab

Setelah menyelesaikan sekolah dasar, Marian melanjutkan ke Laski—Lembaga Pendidikan Roma Katolik—untuk Sekolah Menengah Pertama. Selama waktu ini Marian memiliki" pengalaman penting pertama dengan Alkitab.”

Marian telah memperhatikan bahwa sepuluh hukum yang diajarkan di Laski berbeda dengan sepuluh hukum yang diajarkan oleh neneknya. Perintah kedua tentang patung berhala itu hilang, dan perintah kesepuluh dibagi menjadi dua. Dia bertanya-tanya tentang hal ini, tetapi tidak mengatakan apa-apa sampai membaca ayat-ayat ini dari khotbah Yesus di atas bukit:

"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga" (Mat. 5:7-19).

"Mengapakah kita memiliki dua hukum?" Marian bertanya kepada guru agamanya. "Mengapakah ada perbedaan seperti itu?"

"Karena gereja memiliki hak untuk mengubah perintah Allah," kata guru, "dan [gereja] diberikan kuasa untuk mengubah hukum Allah."

Setelah penjelasan itu, Marian tidak lagi menghadiri kelas agama.

Belajar tentang Protestan

Beberapa tahun setelah lulus dari Laski, Marian menikah dengan seorang wanita muda yang cantik bernama Anna. Meskipun Katolik adalah agama yang dominan di Polandia, Anna tertarik belajar tentang gereja Protestan.

Suatu hari, Anna melihat selebaran di tanah. Memungutnya, ia melihat bahwa itu berasal dari sekolah Alkitab korespondensi, Ia merasa tertarik, sehingga memutuskan untuk mendaftar belajar Alkitab. Setelah menyelesaikan kursus Alkitab, Anna menerima sertifikat, diberikan secara pribadi oleh pendeta dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Radom, yang mengundangnya untuk menghadiri ibadah Sabat berikutnya.

 Fakta Terkini⇛Lebih dari 96 persen penduduk Polandia 39 juta adalah sebagai anggota Gereja Roma Katolik.
 ⇛Paus Yohanes Paulus II berasal dari Polandia dan Paus pertama yang bukan dari Italia sejak tahun 1500-an.
⇛ Polandia mendapatkan 17 hadiah pemenang Nobel.
Dia diterima dengan baik dan setelah kebaktian gereja ia bergegas pulang untuk berbagi pengalamannya. Ia sangat bahagia, dia mengatakan kepada Marian segala sesuatu dan menantangnya untuk mengunjungi gereja tersebut pada minggu berikutnya untuk "mencari tahu apakah mereka benar-benar mempelajari Alkitab atau tidak."

Karena pasangan ini memiliki anak-anak kecil, Anna menyarankan bahwa ia akan tinggal di rumah sementara Marian pergi ke gereja. Pergi ke gereja tidak menjadi masalah bagi Marian, karena ia dapat berjalan di sekitar kota dengan tongkat putihnya itu.

Sebuah Sensasi

Sesampainya di gereja Advent, Marian menciptakan cukup sensasi— seorang buta, tiba di gereja sendirian. Dia merasa agak lucu mengetahui bagaimana anggota gereja mendekati dia—“tidak tahu bagaimana berbicara dengan saya, di mana tempat duduk saya, karena mereka pikir mungkin saya tidak akan mampu berjalan di sekitar gereja!" Kenangnya.

Tapi saat ia mendengarkan ibadah Sekolah Sabat, Marian menyukai apa yang didengarnya. Setelah itu, ia diundang ke rumah anggota gereja untuk makan siang. Ketika ia akhirnya tiba di rumah, Anna sangat ingin belajar pelajaran Alkitab darinya.

"Mereka benar-benar mempelajari Alkitab dan saya berpikir bahwa kita akan pergi ke sana lebih sering!" Kata Marian. Sejak saat itu seluruh keluarga menghadiri Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh setiap hari Sabat, dan akhirnya Marian dan Anna dibaptis.

Aset Besar

Selama beberapa tahun terakhir Marian telah melayani sebagai penatua dan pemimpin Sekolah Sabat di gereja setempat Dia menerima tugas gereja dengan serius dan mempersiapkan pelajaran setiap Minggu dengan hati-hati. Hope Channel Polandia menjadi aset besar baginya

Menggunakan bantuan teknologi termasuk pembaca layar, Marian dengan mudah dapat mengetahui situs dan sumbernya.

"Sebagai Pemimpin Sekolah Sabat, saya menggunakan panduan belajar Alkitab yang tersedia secara online, dan apa pun yang saya butuhkan, saya memasukkan ke dalam pelajaran saya; katanya.

Setiap minggu, Marian mendengarkan program Harapan Sekolah Sabat saat ia mempersiapkan bahan untuk guru. Pelajaran interaktif ini ditayangkan dalam bahasa Inggris dan diterjemahkan oleh hope Channel Polandia untuk online streaming dan pengiriman melalui YouTube "Saya senang dengan Hope Channel Polandia karena saya tahu bahwa lebih banyak Cara untuk kita berkomunikasi dengan orang lain, semakin baik," kata Marian. "Saya mengirim link dan menginformasikan tentang program-program untuk teman-teman saya, dan saya mengirim link lewat surel ke setiap guru Sekolah Sabat yang saya tahu—sekitar 40 orang" Banyak orang membutuhkan seseorang yang akan menjadi mata mereka untuk membantu mereka melihat Yesus. Hope Channel Polandia bertujuan untuk meningkatkan jumlah penonton melalui program yang diterjemahkan Tapi mereka menghadapi tantangan dengan ruang yang sangat terbatas. Staf Hope Channel berdoa untuk sebuah studio TV dengan lampu dan kamera sehingga mereka dapat menghasilkan program daerah setempat, pendekatan secara kontekstual untuk orang banyak yang haus akan kebenaran. Terimakasih telah membantu menjawab doa-doa mereka dengan memberkati Persembahan Sabat Ketigabelas dengan murah hati!