Berita Mission 21 Januari 2017-Kuasa Keteladanan

Kuasa Keteladanan

Saya adalah anak pertama dari sembilan anak perempuan di keluarga saya dan orang pertama yang menikah, kata Elizabeth. Itu sangat memalukan ketika saya diceraikan oleh suami saya sekitar tiga bulan kami menikah. Ayah saya tidak mengetahui bahwa suami saya yang baru menghianati saya. Baginya itu tampak buruk untuk memiliki seorang putri pemberontak.

"Pada tahun 1980 orkestra lokal di mana saya bermain seruling melanjutkan tur ke Amerika Serikat. Kami melakukan tur lebih dari 20.000 mil dengan bus, memberikan konser yang sama dari musik Irlandia 63 kali dalam 71 hari! Pada tur ini saya bertemu Mercha, seorang yang baru dalam orkestra dan dia bermain biola. "Kami hidup bersama-sama dan tahun berikutnya yaitu anak pertama dari tiga anak kami lahir.

Itu adalah saat yang penuh keajaiban ketika saya telah keluar dari masa kecil yang tidak bahagia dan menemukan hubungan yang indah dengan Mercha."

Namun, setiap kali Elizabeth kembali ke rumah setelah mengunjungi keluarganya, dia pulang sambil menangis. "Apakah gunanya Anda pergi ke sana?"Tanya Mercha. "Kunjungan itu selalu membuat Anda sedih." Elizabeth merasa dikucilkan oleh orangtuanya, masyarakat dan gereja Katolik.

Jika itu yang diajarkan agama kepada seseoarang untuk memperlakukan pada anak mereka sendiri, saya tidak suka agama itu, Elizabeth memutuskan. Dia bertekad untuk tidak berhubungan lagi dengan agama itu.

Namun, pada saat yang sama, Elizabeth tidak terbantu tetapi melihat perbedaan antara bagaimana orangtuanya sendiri memperlakukan dia, dan bahwa orangtua Mercha, yang hangat dan ramah.

Fakta Terkini
⇒Sembilan puluh persen dari  warga negara Irlandia adalah Roma Katolik, namun hanya 30 persen menghadiri gereja.
⇒The Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals (RSPCA) didirikan pada tahun 1824 oleh Richard Martin, seorang politisi Irlandia dan salah satu aktivis pertama untuk hak-hak hewan.
⇒Nama tempat terpanjang di Irlandia adalah Muchanaghederdauhaulia, di County Galway.
Meskipun pada saat itu Mercha tidak setia terhadap agama Advent, orangtuanya tidak pernah mengkritik dia atau Elizabeth, dan mereka selalu merasa diterima. Pada saat itu, ayah Mercha memegang jabatan sebagai pemimpin dalam gereja Advent Rumania dan dikirim ke berbagai tempat di Rumania untuk menyelesaikan masalah karena ia adalah seorang diplomat yang luar biasa.

"Terkadang orangtua Mercha mengunjungi kami dan anak-anak," kata Elizabeth. "Mereka melakukan pekerjaan mereka dengan penuh sukacita. Saya dapat melihat bahwa mereka memiliki cara khusus untuk melakukan sesuatu. Ayahnya sering menjelaskan sesuatu kepada saya dari Alkitab, dan saya mengakui bahwa hal itu di luar jangkauan pikiran saya. Saya belum tertolong tetapi berpikir bahwa menyucikan satu hari dapat membuat perbedaan selama Anda mengasihi Tuhan. Dalam ajaran gereja Katolik juga menyucikan Sabat pada hari Minggu, tapi setelah selesai ibadah mereka akan menonton olahraga dan mungkin pergi ke pub. Orangtua Mercha ini bahkan tidak pergi berbelanja pada hari Sabtu, tapi saya dapat mendengar irama yang indah dan lembut dari lagu yaitu: Enam hari dan kemudian hari istirahat."

Pada saat itu Mercha mulai berpikir tentang hari Sabat. Dia bekerja di orkestra dan tahu bahwa ia tidak hanya mengatakan bahwa dia adalah seorang Advent dan terus bekerja pada hari Sabat. Kemudian ia mengalami kecelakaan buruk pada motornya.

"Saya menempatkan biola saya di atas punggung saya seperti ransel. Sebuah mobil datang dari belakang ketika saya berhenti di lampu lalu lintas. Mobil langsung maju terus tanpa berhenti dan melontarkan saya sekitar 20 kaki ke udara. Saya memiliki motor yang besar dan saya pikir bahwa itu adalah anugrah. Biola telah menjadi perisai pada punggung saya dan melindungi punggung dan leher saya dari keretakan. Biola hancur tapi Tuhan menyelamatkan saya."

Elizabeth seharusnya berada di belakang sepeda motor malam itu, tapi adiknya datang berkunjung dan mereka memutuskan untuk mengunjungi ibu mereka sebagai gantinya. Mercha telah mengalami patah tulang rusuk dan banyak lagi tulang yang patah dan hampir kehilangan kaki.

'Bagi saya itu adalah panggilan untuk bangun," katanya, menyadari bahwa ia bisa saja mati atau hidup sebagai beban bagi orang lain. Pada tahun 2007 ia dibaptis. Elizabeth tidak siap untuk dibaptis, tetapi mengatakan kepadanya bahwa keputusannya adalah antara dia dan Tuhan.

Pada saat yang sama, Elizabeth berpikir bahwa jika dia ingin berpindah agama lagi dia akan beralih ke agama orangtua Mercha karena itu sangat masuk akal. Sepertinya semua mulai mempersalahkannya. Bahasa negatif dari gereja Katolik dan pemikiran rasa bersalah yang besar, semuanya tampak berbalik padanya.

Pada tahun 2014 Pendeta Mark Finley dan Dr. Michael Hasel datang ke Irlandia untuk melakukan seminar tentang Penemuan yang Besar dan Arkeologi Alkitab. Mercha mengundang Elizabeth untuk pergi ke seminar dengan dia.

"Menurut saya itu adalah seminar yang sangat luar biasa,' kata Elizabeth. "Saya menikmati pelajaran yang mereka sampaikan dan hadir setiap malam." Dia sangat terkejut karena ia tidak pernah mendengar kebenaran ini sebelumnya, dan ingin terus belajar lebih banyak. Akhirnya dia membuat keputusan dan dibaptis pada bulan Februari 2016.

Sementara menyadari bahwa pertobatannya adalah sebuah proses, Elizabeth mengatakan: "Promosi terbaik yang Anda dapat lakukan adalah dengan teladan. Orangtua Mercha memberi teladan terbesar bagi saya—teladan bagaimana mereka menjalani kehidupan mereka."