Ikut pelayanan bukan berarti ngga pernah konflik Bahkan konflik sama teman pelayanan pun bisa terjadi Tapi, ga usah kaget or kecewa apalagi mutusin berhenti pelayanan saat konflik terjadi Seperti kata Amsal 27:17, besi menajamkan besi orang menajamkan sesamanya Beberapa tips berikut mungkin bisa membantumu dalam mengatasi konflik dalam pelayanan:
1. Dengarkan
Mendengarkan adalah satu hal yang sederhana tapi ajaib Masalahnya, banyak orang sulit melakukannya apalagi saat mereka berkonflik. Tapi, percayalah kalo kamu mau buka telinga dan buka hatimu buat dengerin versi orang lain tentang apa yang terjadi, maka sangat sering kita akan nemuin di mana sumber masalahnya dan dengan demikian bisa kita beresin hal itu dengan baik.
Mendengarkan adalah satu hal yang sederhana tapi ajaib Masalahnya, banyak orang sulit melakukannya apalagi saat mereka berkonflik. Tapi, percayalah kalo kamu mau buka telinga dan buka hatimu buat dengerin versi orang lain tentang apa yang terjadi, maka sangat sering kita akan nemuin di mana sumber masalahnya dan dengan demikian bisa kita beresin hal itu dengan baik.
2. Datang pada Orang Itu
Sah-sah aja kamu curhat sama orang lain soal konflik yang kamu hadapi dengan temanmu Itu Cerita sama kakak rohani atau gembala juga boleh kamu tetep harus ada waktu buat datang pada orang yang berkonflik denganmu itu baik bersama orang yang bisa jadi penengah atau secara empat mata. Tentu saja, itu dengan itikad baik dan untuk berdamai dalam kasih, bukan buat membela diri atau marah-marah.
Sah-sah aja kamu curhat sama orang lain soal konflik yang kamu hadapi dengan temanmu Itu Cerita sama kakak rohani atau gembala juga boleh kamu tetep harus ada waktu buat datang pada orang yang berkonflik denganmu itu baik bersama orang yang bisa jadi penengah atau secara empat mata. Tentu saja, itu dengan itikad baik dan untuk berdamai dalam kasih, bukan buat membela diri atau marah-marah.
3. Teliti Peranmu dalam Konflik itu.
Jangan bilang, "padahal aku ga ngapa-ngapain" Kalo sampe ada pertikaian, pasti kamu berperan di situ. So, telitilah peranmu di situ. Jangan-jangan ternyata kamulah yang memulai atau yang memprovokasi, jangan-jangan kamu ngomporin, jangan-jangan karena kamu terlalu kepo atau ngomong sembarangan, atau karena kamu gak sensitif sama perasaannya.
Jangan bilang, "padahal aku ga ngapa-ngapain" Kalo sampe ada pertikaian, pasti kamu berperan di situ. So, telitilah peranmu di situ. Jangan-jangan ternyata kamulah yang memulai atau yang memprovokasi, jangan-jangan kamu ngomporin, jangan-jangan karena kamu terlalu kepo atau ngomong sembarangan, atau karena kamu gak sensitif sama perasaannya.
4. Jika Perlu Pake Penengah.
Seperti udah sempet disinggung di nomor 2. Kadang jika emang kamu susah buat bertemu dan membicarakan secara empat mata dengan dia, maka kamu perlu penengah. Pilih penengah yang sama-sama kalian hormati dan percayai. Jangan yang cuma mau ngebelain kamu doank. Penengah itu juga yang harus bijak, dewasa rohani, dan mau jadi telinga buat cerita kalian berdua.
Seperti udah sempet disinggung di nomor 2. Kadang jika emang kamu susah buat bertemu dan membicarakan secara empat mata dengan dia, maka kamu perlu penengah. Pilih penengah yang sama-sama kalian hormati dan percayai. Jangan yang cuma mau ngebelain kamu doank. Penengah itu juga yang harus bijak, dewasa rohani, dan mau jadi telinga buat cerita kalian berdua.
5,Pemulihan.
Yup, konflik udah terjadi. Yang harus jadi tujuan kita sekarang adalah pemulihan ini lebih penting dari sekadar tau siapa yang salah dan siapa yang benar. Gimana agar konflik itu ngga bikin tim pelayanan jadi ga fokus atau terganggu, kalian berdua juga ga lantas jadi musuhan atau malah ninggalin pelayanan dan gereja. Pemulihan adalah yang utama.
Yup, konflik udah terjadi. Yang harus jadi tujuan kita sekarang adalah pemulihan ini lebih penting dari sekadar tau siapa yang salah dan siapa yang benar. Gimana agar konflik itu ngga bikin tim pelayanan jadi ga fokus atau terganggu, kalian berdua juga ga lantas jadi musuhan atau malah ninggalin pelayanan dan gereja. Pemulihan adalah yang utama.