Berita Mission 10 Desember 2016-Panggilan yang Tak Dapat Diabaikan(Bagian 3)


Saya menghadiri pemakaman Manuel dan mendengarkan khotbah pendeta. Setelah penguburan, saya membuat janji untuk bertemu dengan pendeta. Ketika kami bertemu saya mengatakan kepadanya bahwa saya ingin mengetahui lebih banyak tentang agama Advent, dan bertanya apakah dia bisa membantu saya belajar Alkitab, Ia senang melakukan hal ini, kemudian Lillian dan saya belajar bersama-sama dengannya.

Memberitahu Orangtua

Karena hubungan saya dengan Lillian semakin serius, saya ingin orangtua saya tahu tentang hubungan kami. Mereka sama sakali tidak senang karena mereka ingin saya menikahi seorang gadis Yahudi. Mereka mengatakan kepada saya, "Jangan pergi dengan dia. Anda masih muda—ada banyak gadis lain."Tetapi mereka tidak bisa menghalangi saya dari mengasihi Lillian.

Lalu muncul ide lain dalam pikiran ayah saya. "Mengapa kamu tidak pergi ke Kanada? Ayah akan membiayaimu untuk pergi dan belajar di sana." Ayah saya memiliki delapan saudari perempuan yang telah berimigrasi ke Kanada.

Pada awalnya, saya tidak dapat di yakinkan. Tapi kemudian suatu hari ketika saya dalam keadaan tidak senang—dan saya tidak tahu mengapa—saya pergi ke toko ayah saya dan berkata kepadanya: "OK, beri saya uang, saya akan pergi ke Kanada. "Tanpa berkata sepatah kata pun pada Lilliane, saya membeli tiket dan berangkat.

Kemudian saya mendapat kabar bahwa dia menangis dan orang-tuanya berusaha untuk menghiburnya. Dan entah bagaimana caranya, dia mendapatkan alamat bibi saya di mana saya tinggal di Kanada, dan dia menulis surat kepada saya. Saya sudah berada di sana selama tiga minggu, tetapi ketika saya menerima surat ini, hati saya tergerak. Saya membeli tiket lain dan kembali ke Prancis.

Ayah saya tidak senang. Dia mencoba segala cara untuk menghalangi kami, tetapi ketika ia melihat betapa serius hubungan kami, ia mengundang Lilliane ke rumah kami dan mencoba meyakinkan dia untuk berbalik menjadi Yahudi. Tetapi kemudian ia menemukan bahwa ternyata saya yang sebenarnya sedang dalam proses diubah menjadi seorang Advent.

Dia mengatakan kepada saya, "nenek moyangmu kehilangan segalanya di banyak negara karena mereka menolak untuk bertobat, dan tiba-tiba Anda juga akan ditobatkan? Jika Anda melakukannya. Anda akan menjadi penganiaya orang Yahudi seperti semua orang Kristen."

Lalu ayah saya berbicara dengan rabi—dengan banyak rabi. Mereka memutuskan bahwa rabi-rabi ini akan datang ke rumah kami untuk mencoba meyakinkan saya supaya tidak menjadi orang Kristen. Selama satu bulan, seorang rabi yang berbeda datang ke rumah kami setiap malam.

"Yesus bukan orang baik," kata mereka. "Dia seorang legenda, seorang nabi palsu." Mereka mengatakan semua jenis argumen. Tetapi ketika ayah saya melihat bahwa tidak ada yang bisa mengubah pikiran saya, dia memutuskan untuk mengusir saya keluar dari rumahnya. "Anda bukan lagi anak saya," katanya. Dan kemudian ia berkabung

Pos Misi➤Richard Elofer berkuliah di Universitas Advent Collonges dan menjadi seorang pendeta. Dia melayani di Israel selama beberapa tahun sebelum dia kembali ke Paris untuk bekerja di antara penduduk Yahudi dan mendirikan Pusat Persahabatan Advent—Yahudi di sana, Sebagian persembahan sabat ke tiga belas pada triwulan ini akan membantu pembelian lahan untuk pusat pelayanan yang baru ini. Terima kasih untuk pemberian Anda.

untuk saya seolah-olah saya telah meninggal. "Saya tidak dapat mengubah pikiran saya."

Saya keluar dari rumah ayah saya dan tinggal di rumah seorang pendeta Advent, dan bekerja sebagai akuntan di Hotel E'cole. Dua minggu setelah ayah saya mengusir saya keluar dari rumah, orang-tua saya datang menemui saya di tempat kerja. Ayah saya memohon pada saya untuk mengubah pikiran dari menjadi seorang Kristen dan kembali ke rumah.

"Saya tidak dapat mengubah pikiran saya," saya menjawab. "Tolong jangan lakukan itu," pintanya. Setelah kami berdiskusi mereka pergi, dan saya tidak melihat ayah saya lagi selama sepuluh tahun. Ibu saya adalah orang yang lebih pengertian, tapi ayah saya melarang dia untuk melihat saya. Dia mengancam akan menceraikannya jika dia datang menemui saya. Tapi dia punya bisnis pakaian sendiri di pasar, jadi kadang-kadang saya bisa melihatnya di sana.

Setahun setelah kami mulai belajar Alkitab, Lillian dan saya dibaptis dan menikah. Kami menikah dengan catatan sipil pada hari Jumat. Pada hari Sabat kami dibaptis, dan pada hari Minggu kami menikah di gereja Advent dan pada hari Seninnya kami pergi ke Israel.

Kami tinggal selama tiga minggu di Israel. Sementara kami di sana saya menemukan hanya ada 50 anggota Advent di negara ini. Pendeta mengatakan kepada kami, "Kita tidak bisa melakukan penginjilan apa pun di antara orang Yahudi."Tetapi pendeta ini bukan seorang Yahudi dan saya tahu itu tidak benar karena saya adalah seorang Yahudi.

Ketika saya melihat situasi ini, saya menangis. Saat itu Lillian mencoba untuk menghibur saya, saya katakan: "Suatu hari, saya akan menjadi pendeta di sini."Saya tidak tahu mengapa saya mengatakan demikian, karena saat itu saya belum memutuskan untuk menjadi seorang pendeta, tapi sejak saya mengatakan hal tersebut, saya memiliki perasaan yang kuat bahwa Tuhan memanggil saya untuk menjadi seorang pendeta—khususnya di antara orang Yahudi.