Samuel bersembunyi bersama keluarganya di dalam Rumah Sakit Mugonero pada hari Sabat yang sangat bersejarah dalam hidupnya, 16 April1994. Setelah pembunuhan di gereja, massa bergerak menuju rumah sakit, membunuh semua orang yang mereka, jumpai- Memasuki rumah sakit, mereka masuk dari suatu ruangan ke ruangan yang lain, kadang-kadang menggunakan senjata atau parang, sering kali mereka melemparkan granat tangan. Mereka yang selamat, seperti Samuel, bersembunyi di bawah mayat kerabat mereka dan berpura-pura mati seperti mereka. Samuel tingga[,di posisi itu sampai pukul satu siang pada hari berikutnya ketika ia mampu menyelinap pergi ke tempat persembunyian lain.
"Mereka yang selamat," katanya, "kami percaya bahwa itu hanya oleh kasih karunia Allah, karena mereka terus membunuh banyak orang selama tiga bulan."
Samuel adalah bagian dari komunitas kecil Mugonero yang selamat. Samuel mengakui bahwa melihat sendiri pembunuhan itu, mereka mengalami trauma yang besar. Namun demikian, ia menyadari bahwa hidup harus berjalan terus, dan telah menyerahkan dirinya "di tangan Allah.""Sebagai orang yang selamat," ia mengatakan, "kami percaya bahwa jika kami selamat itu semua karena Allah, dan Tuhan tahu mengapa kami selamat."
Pemerintah baru Rwanda juga telah ikut ambil bagian dalam proses penyembuhan, menurut Samuel dan korban lainnya. Daripada mendorong untuk balas dendam, pemimpin pemerintah tertinggi menganjurkan untuk memberikan pengampunan kepada banyak orang yang telah melakukan kriminal ini. Bagi yang lain yaitu mereka yang memimpin pembantaian ini akan diadili dan dihukum atas ke-
jahatan dan genosida yang sangat bertentangan dengan asas kemanusiaan.
Mugonero Saat Ini
Saat ini Rumah Sakit Mugonero sebagai tempat perawatan, kembali menawarkan berbagai layanan kepada masyarakat, seperti pengobatan HIV-AIDS, penyakit dalam, bedah umum, perawatan ibu dan anak, malaria dan pengawasan TBC dan , program pencegahan, gizi, kesehatan mental, pengujian laboratorium, radiologi, dan pelayanan rohani oleh pendeta.
Samuel bertugas sebagai sopir ambulans. Rumah sakit ini mengoperasikan enam puskesmas di sekitarnya, dan Samuel ditugaskan untuk membawa ke rumah sakit setiap orang yang membutuhkan perawatan lebih lanjut.
Dalam hubungan dengan Universitas Advent Afrika Tengah (UAAT) di Kigali, sebuah sekolah keperawatan ditetapkan kembali di rumah sakit pada musim gugur 2015. Untuk korban genosida, ini adalah bagian dari proses penyembuhan.
"Sebelum genosida, bukit (kompleks Mugonero) dikembangkan," kata Samuel. "Rumah sakit itu sangat canggih; merupakan sekolah keperawatan yang sangat baik. Harapan saya adalah bahwa tempat ini akan dipulihkan dan bahkan lebih baik dari sebelumnya. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu sehingga kami bisa mendiri-
FaktaTerkini
- Rwanda, salah satu negara terkecil di dunia, terletak tepat di utara dari Burundi dan Uganda antara, Tanzania, dan Republik Demokratik Kongo.
- Rwanda adalah negara berbukit dengan semua tanah perkebunan tetapi tanahnya sangat keras.
- Rwanda adalah salah satu dari tiga negara di mana Anda dapat melihat Gunung Gorila.
- Garis khatulistiwa berada di Rwanda Utara, tetapi karena negara yang berbukit, hal itu dapat mempertahankan iklim sepanjang tahun
kan kembali sekolah keperawatan. Dan terima kasih untuk persembahan misi yang diberikan untuk Universitas Advent Afrika Tengah (UAAT). Kehidupan segera dipulihkan."
Pelayanan Kesehatan
Menurut Dr. Feseha Tsegaye, direktur pelayanan kesehatan untuk Divisi Afrika Tengah-Timur (DATT), Afrika Timur sangat membutuhkan ahli perawatan kesehatan. Dia menyatakan bahwa "sub-Sahara Afrika membutuhkan sekitar satu juta ahli keperawatan untuk menawarkan dan menjaga perawatan yang berkualitas. Ini adalah kebutuhan mendesak untuk sekolah kedokteran di UAAT."
Sementara Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan 1 dokter untuk setiap 8.000 orang,
di mana rasio dokter/pasien di Rwanda adalah 1:20.000 dan rata-rata rasio dokter/pasien di seluruh wilayah DATT adalah 1:17.000.
Masalah lain yang dihadapi oleh Rwanda dan negara-negara Afrika Tengah Timur lainnya adalah indikator kesehatan yang buruk dari ibu, bayi, dan (anak-anak) yang angka kematiannya di bawah lima tahun. Di Rwanda sekarang, dari
100.000 ibu yang melahirkan ada 500 yang meninggal dunia, dan di Sudan Selatan angka ini menjadi lebih parah lagi yaitu dari 100.000 ibu yang melahirkan ada 2.000 jiwa yang meninggal dunia, kata Dr. Tsegaye. .
Masalah ketiga adalah suatu perawatan yang berkualitas. "Pengertian," menurut Dr. Tsegaye, "jika Anda memiliki dokter berkualitas, layanan akan berkualitas. Jika Anda melatih dokter Anda dengan baik, Anda akan memiliki dokter yang berkualitas yang pasti mampu menawarkan layanan berkualitas, dan yang meningkatkan kesehatan ibu dan kesejahteraan anak-anak."
Misionaris Kesehatan
Sekolah kedokteran baru di Rwanda akan-melatih dokter yang akan melayani misi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, menurut Dr.
Tsegaye. Tidak hanya mahasiswa yang akan menerima pelatihan tingkat atas, tetapi mereka akan belajar prinsip-prinsip pekerjaan misionaris kesehatan dan penginjilan kesehatan yang akan membantu mereka, dalam menawarkan pelayanan belas kasih kepada pasien mereka yang berpusat pada Kristus.
"Di wilayah Afrika Tengah Timur, kami memiliki sepuluh rumah sakit dan 156 klinik dan apotek,” kata Dr. Tsegaye. "Kami memiliki pegawai antardivisi (misionaris internasional) yang bekerja di tempat-tempat ini, dan kami berterima kasih kepada gereja sedunia. Tetapi kita tahu bahwa jumlah (pegawai antardivisi) akan dikurangi, dan kita harus mengisi kekosongan itu. Dengan sekolah kedokteran baru ini, kami dapat melatih warga negara kami untuk menjadi dokter misionaris dan mengisi kekosongan tersebut."
Sekolah kedokteran baru di UAATakan menjadi lembaga tingkat divisi dan akan dijalankan oleh komite eksekutif Divisi Afrika Tengah-Timur (DATT) dan dewan eksekutif UAAT. Lulusan sekolah-ini akan melayani seluruh wilayah Divisi Afrika Tengah-Timur dan seterusnya. Terima kasih telah memberikan bantuan dengan murah hati.