Catatan Editor: Pada tahun 2006 sebuah cerita tentang Ben Pilisi diterbitkan dalam Berita Misi Anak-anak (lihat cerita minggu lalu). Satu dekade kemudian saya bertemu Ben dan mendapatkan sisa ceritanya.
Ben berasal dari desa Bush Bata yang terletak di Dataran Tinggi Timur Provinsi Papua Nugini. Ayah Ben berharap untuk melihat perubahan positif dalam anaknya sehingga mengirimnya ke SMA Advent Kabiufa. Sementara di sana Ben memberikan hidupnya kepada Yesus dan dibaptis. Sekarang Dia mengatakan sisa ceritanya.
Setelah menyelesaikan SMA saya diterima di Sonoma Adventist College di mana saya belajar akuntansi. Setelah lulus pada tahun 2008
saya dipanggil untuk melayani di kantor Daerah Misi Western Highlands sebagai petugas rekening.
Sementara melayani di kantor daerah saya tidak lupa kampung halaman saya yang hanya 45 menit berkendara. Saya ingin menjangkau desa bagi Kristus. Saya percaya bahwa jika saya bisa membantu orang-orang dengan kebutuhan fisik mereka, maka mereka akan lebih terbuka mengenai kebutuhan rohani. Saya tahu bahwa salah satu kebutuhan terbesar mereka adalah air. Setiap hari kami harus berjalan jauh untuk mengambil air dari sumur dan kemudian membawanya kembali ke desa.
Ide proyek air mulai tahun 2011 Dengan menggerakkan pemuda desa, saya menjelaskan bahwa kita perlu diatur sehingga LSM bisa membantu kita. Saya kemudian pergi ke kantor ADRA Papua Nugini. Mereka datang ke desa saya melakukan studi kelayakan dan menentukan bahwa proyek dapat dilakukan. Ini akan menjadi sistem penyediaan air gravitasi yang terbesar di negara ini. ADRA akan
Pos Misi-Divisi Pasifik Selatan memiliki sekitar 425.000 anggota Advent Hari Ketujuh. Lebih dari setengah tinggal di Papua New Guinea di mana satu orang dari setiap 31 adalah Advent.
-Saksikan DVD Misi Spotlight gratis untuk cerita lebih banyak dari Papua Nugini. Kunjungi www.adyentistmission.org/dvd untuk mengundu salinan gratis untuk Anda.
melaksanakan proyek tersebut dan itu akan didanai pemerintah—lima puluh persen dari Ibu Gubernur dan lima puluh persen berasal dari Anggota Parlemen (MP) kami. Direktur dari ADRA Selandia Baru. Victoria Fray akan datang untuk mengawasi pelaksanaannya.
Mimpi kami terwujud pada 2014, tapi bahkan sebelum proyek dimulai ada bisikan yang datang dari masyarakat bahwa proyek ini akan gagal karena topografi lokal.
Orang berpendidikan elit mengatakan kepada saya "Anda harus memiliki pertemuan komunitas yang besar."Jadi kami berkumpul di depan para tua-tua terhormat. Mereka mempertanyakan saya tentang bagaimana proyek akan dilaksanakan dan jika air itu berhasil dilaksanakan bagaimanakah hal itu dipertahankan? Sumber air berada 125 kilometer (77 mil) dan air harus mengalir ke bawah dan ke atas seperti ular. "Tidak! Ini tidak bisa berhasil" mereka katakan.
Setelah menjawab semua pertanyaan mereka saya berkata "Sekarang dengarkan. Anda berpikir bahwa proyek ini tidak mungkin.
Pikirkanlah,'kami tahu bahwa tidak mungkin air bisa capai kepada kita.'
Tapi biarkan saya memberitahu Anda bahwa karena Allah adalah murah hati maka Anda masih minum air. Sebagai manusia kita mungkin berpikir itu tidak mungkin tetapi bagi Allah adalah mungkin."
Maka kerja keras dimulai. Setelah delapan setengah bulan kerja yang melelahkan oleh tim ADRA Papua Nugini—dibawah kepemimpinan Sinedou Luguna—mereka membuka keran pada tanggal 16 Desember 2014. Sekarang orang-orang di empat desa besar dan enam dusun minum air bersih segar.
Sementara keran dibuka dari desa ke desa orang-orang menangis dan berkata "Terima kasihi Ini adalah apa yang kita tunggu-tunggu!"
Akhirnya, kami sampai di desa saya—tempat di mana tujuan terakhir. Ada lima sampai sepuluh rumah untuk satu keran kadang-kadang dua sampai tiga rumah tergantung pada lokasi mereka. Kami memiliki 115 keran di desa saya ditambah sepuluh di mana warga membelinya untuk diarahkan ke rumah-rumah mereka,
Sementara keran dibuka dan air dengan cepat keluar semua orang menangis. Wanita tua menyanyikan lagu-lagu tradisional dan menangis
"Jaga hal yang berharga ini dan biarkan air ini tetap dari generasi ke generasi!"
Memiliki akses air bersih, telah berdampak pada seluruh masyarakat dan telah membuka jalan untuk bersaksi.
Kami sekarang berusaha untuk mendirikan gereja di sana. Ketika saya berada di sana kami berkumpul di rumah saya untuk ibadah tapi ketika saya di kantor daerah, Joe bertemu dengan kelompok kecil ini tapi berkembang.
Anak-anak datang ke Sekolah Sabat dan tinggal untuk kebaktian. Meskipun orangtua mereka beribadah di gereja Pantekosta mereka mendukung anak-anak mereka datang ke pertemuan Advent karena perubahan positif yang kami buat di masyarakat.
Beberapa orangtua menghadiri serangkaian KKR Advent yang diadakan oleh seorang ketua jemaat dari desa tetangga. Dia berbicara dialek lokal k3mi dan pekabaran menjangkau jauh ke dalam hati para pendengar. Mereka bertanya "Mengapa kita tidak mendengar pekabaran ini sebelumnya? Kita seharusnya menjadi orang Advent ketika kita masih muda!"
Ayah, bibi, paman, dan sepupu semua di gereja Pantekosta. Saya berdoa bahwa mereka akan datang untuk mengetahui dan memahami kebenaran Alkitab dan akan mengenali Gereja Masehi Advent Hari ketujuh sebagai gereja Allah yang sisa di akhir zaman.
Ibu saya pernah menjadi Advent tapi dia bergabung dengan gereja Pantekosta saat menikah dengan ayahku. Ketika saya menjadi anggota Advent ia segera bergabung bersama saya. Dia bangga pada saya dan memuji Allah mengenai perubahan di desa-desa. Dia memberitahu saya "Allah mendengar seruan kami. Kamu menjadi seorang pekerja gereja dan Tuhan memberkati kamu berguna bagi banyak orang."
Saya tidak akan berada di sini hari ini jika bukan karena Allah.
Tuhan punya rencana yang lebih besar dan Dia mengubah saya agar saya dapat digunakan untuk memberkati orang lain.
Komentar
Posting Komentar