Berita Mission Advent 30 April 2016-"Jadi Ini adalah Hari Sabat


Ian Rigamoto dan istrinya, Lavinia, lahir dalam keluarga Methodist yang setia di pulau kecil Rotuma-secara teknis bagian dari Fiji tetapi dengan bahasa dan budayanya sendiri. Seperti kebanyakan Rotuman, pasangan itu pindah Ke Suva, Ibukota Fiji.

Di sana, Ian dan Lavinia aktif di gereja Methodist dan membesarkan anak-anak mereka, Rozyln dan Rosemary, dalam iman. Namun demikian, pasangan ini ingin sekali belajar lebih banyak tentang Alkitab.

Suatu hari Ian merasa ingin pergi ke toko video di Suva. Di sana ia menemukan serangkaian DVD nubuatan Alkitab oleh Pendeta Advent Doug Batchelor.

Membawa seri itu ke rumah, keluarga menonton DVD dan segera diyakinkan tentang hari Sabat."Kami tidak memberitahu sesuatu kepada siapa pun," Lavinia mengingat, "tapi kami semua diyakinkan bahwa kami menyembah pada hari yang salah. Saya mengatakan kepada Ian,'Jika hari ketujuh adalah hari yang benar, maka kita harus melakukan sesuatu tentang hal itu.'"

Jauh dalam Hati Kami

"Jauh di dalam hati kami, kami tahu hari Minggu bukan hari yang tepat," kata Ian. "Hati kami yang memberitahukan untuk melakukan hal yang benar. Selama ibadah keluarga, pertanyaannya selalu muncul-apakah hari Sabat itu? "Tapi ayahnya Ian tinggal dengan mereka, dan mereka tidak ingin mengecewakan keluarga atau teman-teman.

Ian, Lavinia, dan putri mereka, Rozlyn, terus menghadiri gereja Methodist, tapi putri mereka, Rosemary, mulai pergi ke Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Sering dia mengingatkan orangtuanya kebenaran Sabat. Keluarga bergumul dengan keyakinan mereka selama lima tahun, sering mereka berdoa

Fakta Terkini- Rotuma terletak sekitar 400 mil (643 km.). Dari Suva, Fiji.
- Pulau Rotuma hanya 16 mil persegi (43 kilometer persegi) dengan populasi hanya 2.002 Rotuman hidup di pulau itu sendiri.
- 85 persen dari Rotuman memilih untuk menentang membuka pulau mereka bagi pariwisata terorganisir.
- Sekitar 10.000 Rotuman hidup di pulau-pulau utama Fiji, dan di Selandia Baru, dan Australia
dan berpuasa untuk meminta petunjuk Tuhan.

Masa Sulit

Kemudian hal yang tidak biasa mulai terjadi. "Ketika kami tidak melakukan apa yang kami tahu kami harus lakukah, Tuhan mulai membuat perubahan kepada kami,"kata Ian. "Kami melangkah melalui beberapa masa sulit. Kami kehilangan rumah dan harus menyewa tiga tempat berbeda. Saya mengatakan kepada Lavinia, 'Tuhan sedang mencoba untuk memberitahu kita sesuatu.'Kami sedang mencari cara mudah untuk memecahkan masalah, tapi Tuhan mengatakan kepada kami, 'Berdirilah tenang dan ketahuilah bahwa Akulah Allah.'Dia yang membuat kami untuk berpindah ke Gereja Advent, tetapi kami tidak menyadari hal itu sampai pada suatu saat."

Kemudian pendeta Methodist memutuskan bahwa beberapa anggota tidak bisa lagi melayani di
posisi mereka, termasuk Ian sebagai diaken. "Saya menangis sepanjang pertemuan," kata Lavinia. "Lalu saya mengatakan pada diri saya sendiri bahwa saya tidak boleh menangis. Kami telah berpuasa dan berdoa, dan mungkin ini adalah pembuka jalan bagi kami untuk keluar."

Sebuah Ketukan di Pintu

Tak lama setelah pengalaman ini ada ketukan di pintu keluarga Rigamoto ini. Ada seorang wanita bernama Theresa dari gereja Advent. "Dia bertanya apakah kami ingin mempelajari Alkitab, dan kami mengatakan 'ya,"'kenang Lavinia. "Pelajarannya sangat bagus dan menarik. Kami ingin tahu lebih banyak. Saya bisa melihat bahwa suami saya ingin maju, tapi ayahnya masih bersama kami. Jadi kami terus berdoa—'Tuhan, tolong bantu kami untuk menemukan jalan.'"

Lalu suatu hari, ayah lan bertanya, "Bisakah saya pergi ke Rotuma? Saya bosan tinggal di sini." Mereka membayar biaya penerbangan, dan ia pergi.

Barulah lan dan Lavinia diyakinkan bahwa sudah waktunya untuk memelihara hari Sabat. Kepala penatua Methodist melihat lan di pasar dan berkata, "Anda diharapkan menjadi pembicara Jumat ini-Jumat Paskah." lan merasakan konflik—apa yang harus dia lakukan?

"Sekarang!"

Malam itu Theresa datang untuk belajar Alkitab bersama mereka. .Topiknya adalah penutupan pintu
kasihan. Merasa diyakinkan namun belum sepenuhnya, lan mengatakan kepada Theresa, "Setelah saya berkhotbah pada hari Jumat, maka saya akan datang."Tapi sesuatu di dalam dirinya terus mengatakan kepadanya, "Sekarang!"

Ian bergumul dengan keyakinannya sepanjang malam, dan pagi ia menemukan kedamaian. Setelah ibadah keluarga ia mengumumkan, "Setelah bekerja hari ini saya akan langsung ke gereja Methodist untuk menyampaikan kepada mereka terima kasih, sebab sekarang kami akan menjadi anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh."

Malam itu lan memenuhi janjinya. Kepala penatua itu berbincang selama 5 menit. Lalu dia berkata, "Oh, sesuatu pasti akan terjadi kepada Anda karena meninggalkan ger.eja."

"Tidak ada, tidak ada,"jawab lan. "Kami berpuasa dan berdoa dan menanyakan tentang kebenaran. Kami meminta Tuhan untuk membantu kami menemukan jalan, dan kami telah menemukan itu."

Menemukan Kedamaian

Sabat itu lan dan Lavinia bergabung dengan putri mereka, Rosemary, beribadah di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Mereka dibaptis, dan mulai menjadi tuan rumah belajar Alkitab mingguan di rumah mereka.

"Dari hari Sabat pertama kami pergi ke gereja ada kedamaian yang belum pernah saya rasakan sepanjang hidup saya," kata lan. "Saya masih mengalami kedamaian setiap hari Sabat. Dan kami menaruh harapan pada kelompok belajar Alkitab kami setiap hari Rabu. Saya haus firman-Nya."

"Keluarga besar saya tidak lagi berbicara kepada saya," Lavinia menambahkan,"tapi kami baik-baik saja. Sabat pertama kami pergi ke gereja, kami pulang dan suami saya berkata,'saya bisa merasakan damai Tuhan.'Kata saya kepadanya bahwa saya merasakan juga. Oh, terima kasih, Tuhan—jadi ini adalah apa yang Engkau sebut Sabat!"

Komentar